Bareksa.com - Dana kelolaan industri reksadana nasional kembali menembus angka Rp500 triliun pada akhir Desember 2023, yang menunjukkan pertumbuhan bulanan. Namun, secara tahunan posisi kelolaan tidak banyak berubah.
Laporan Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - December 2023 yang mengolah data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut dana kelolaan reksadana terbuka (open end) pada akhir 2023 mencapai Rp504,9 triliun, naik Rp8,7 triliun atau sekitar 1,75% secara bulanan. Akan tetapi, asset under management (AUM) tersebut menunjukkan penurunan 0,64% dibandingkan Rp508,2 triliun pada akhir 2022.
Per akhir Oktober dan November 2023 berturut-turut, dana kelolaan atau nilai aktiva bersih (NAB) reksadana nasional ditutup di bawah Rp500 triliun dan sempat mencapai level terendah sejak 2018. Hal itu seiring gejolak pasar modal yang menekan nilai aset reksadana, serta penurunan unit penyertaan.
Grafik Pertumbuhan AUM dan Unit Penyertaan Reksadana
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry-December 2023
Meskipun kelolaan turun, unit penyertaan per akhir Desember 2023 mengalami peningkatan sebesar 0,85% secara tahunan menjadi 382,7 miliar. Angka ini juga menunjukkan peningkatan sekitar 1% secara bulanan dari 378,4 miliar unit penyertaan per akhir November 2023.
Adapun jumlah produk reksadana mengalami penurunan menjadi 2.117 produk per akhir Desember 2023, berkurang 210 produk dibandingkan setahun sebelumnya.
Sebagai informasi, dana kelolaan industri ini hanya menghitung reksadana publik dan tidak memasukkan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT), private equity fund (dana ekuitas swasta), discretionary fund atau kontrak pengelolaan dana (KPD), dana investasi real estat (DIRE) dan efek beragun aset (EBA).
Menurut data OJK, pertumbuhan terbesar secara nilai pada kelolaan reksadana sepanjang Desember 2023 ditopang oleh jenis reksadana pasar uang. Jenis reksadana ini tumbuh 9,38% secara bulanan atau naik Rp7,14 triliun. Bandingkan dengan pertumbuhan industri yang sebesar Rp8,7 triliun, 82% pertumbuhannya karena reksadana pasar uang.
Tabel Perubahan AUM Reksadana per Jenis (Rp triliun)
Jenis Reksadana | AUM November | AUM Desember | Perubahan (Rp) | Perubahan (%) |
---|---|---|---|---|
Reksa Dana Terproteksi | 109,144 | 109,98 | 0,836 | 0,77% |
Reksa Dana Saham | 93,636 | 92,886 | -0,75 | -0,80% |
Exchanged Traded Fund | 16,948 | 17,117 | 0,169 | 1,00% |
Reksa Dana Pendapatan Tetap | 143,421 | 143,99 | 0,569 | 0,40% |
Reksa Dana Global | 12,049 | 11,897 | -0,152 | -1,26% |
Reksa Dana Indeks | 13,116 | 12,99 | -0,126 | -0,96% |
Reksa Dana Campuran | 27,595 | 27,955 | 0,36 | 1,30% |
Reksa Dana Pasar Uang | 76,139 | 83,278 | 7,139 | 9,38% |
Reksa Dana Sukuk | 4,225 | 4,851 | 0,626 | 14,82% |
Total | 496,279 | 504,948 | 8,669 | 1,75% |
Sumber: OJK
Kemudian, peningkatan terbesar secara persentase terjadi di reksadana sukuk. Jenis reksadana yang berinvestasi di obligasi syariah ini naik 14,82% dalam sebulan atau sekitar Rp626 miliar.
Dari 9 jenis reksadana publik yang dicatat dalam data industri ini, 3 jenis mengalami penurunan yaitu reksadana saham, reksadana global dan reksadana indeks.
Grafik Komposisi AUM dan Unit Industri Reksadana per Jenis
Sumber: Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market - December 2023
Tercatat secara komposisi, AUM reksadana pendapatan tetap berkontribusi terbesar mencapai 29% kelolaan industri. Namun, dari sisi jumlah unit penyertaan reksadana terproteksi penyumbang terbanyak mencapai 28%.
Artikel ini merupakan cuplikan dari laporan bulanan industri reksadana Bareksa Mutual Fund Industry, Data Market – Monthly Report December 2023. Untuk berlangganan laporan ini silakan hubungi marketing@bareksa.com (cc: data@bareksa.com).
(Reynaldi Gumay/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.